8 Manfaat Kedelai Bagi Kesehatan

shutterstock

KOMPAS.com – Kita sering mengatakan bahwa kedelai dapat menjadi pengganti daging bagi mereka yang tergolong vegetarian. Kedelai merupakan gudang nutrisi dan Anda bisa mendapatkan manfaat kesehatan dari sejumlah produk berbasis kedelai seperti susu kedelai, tahu, tauge, kacang, saus dan tepung.

Kedelai adalah jenis kacang-kacangan yang banyak terdapat di Asia Timur. Mereka diklasifikasikan sebagai biji minyak. Kedelai dianggap sebagai protein lengkap karena adanya jumlah asam amino esensial. Manfaat kedelai ditemukan pada negara-negara seperti China dan Jepang, di mana masyarakatnya lebih kecil terkena penyakit jantung, osteoporosis, kanker payudara dan kelenjar prostat.

Berikut sejumlah manfaat kesehatan yang dapat Anda peroleh dari kedelai :

1. Antioksidan

Kedelai mengandung senyawa yang disebut isoflavon, di mana bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan. Senyawa ini bertanggung jawab untuk memperbaiki sel dan mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh polusi, sinar matahari dan proses tubuh yang normal.

2. Mengurangi resiko penyakit jantung

Protein dan isoflavon hadir dalam kedelai, membantu dalam mengurangi kolesterol LDL (kolesterol “jahat”) serta penurunan kemungkinan pembekuan darah. Hal ini pada gilirannya, mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Penelitian menunjukkan, konsumsi susu yang mengandung 25 gram protein kedelai selama sembilan minggu mengakibatkan penurunan 5% kolesterol LDL rata-rata.

3. Mencegah kanker

Isoflavon bertindak sebagai agen antikanker yang melawan sel-sel kanker. Melindungi tubuh dari kanker hormon seperti itu dari rahim, payudara dan prostat.

4. Membalikkan efek endometriosis

Kedelai membantu dalam menunda aksi estrogen alami tubuh, yang bertanggung jawab untuk mengurangi atau mencegah rasa sakit selama periode menstruasi (perdarahan berat) dan gejala lainnya pada wanita.

5. Mencegah osteoporosis

Protein kedelai membantu dalam penyerapan yang lebih baik kalsium dalam tulang. Isoflavon yang hadir dalam makanan kedelai berfungsi untuk memperlambat kehilangan tulang dan menghambat kerusakan tulang yang pada gilirannya mencegah osteoporosis.

6. Mengatasi gejala menopause

Kandungan isoflavon pada kedelai membantu untuk mengatur estrogen. Penelitian telah menemukan bahwa isoflavon kedelai dapat mengurangi  rasa panas pada badan (hot flushes) pada wanita menopause.

7. Memberi efek baik untuk diabetes dan sakit ginjal

Protein dan serat yang larut dalam kedelai, mengatur kadar glukosa darah dan filtrasi ginjal, dengan demikian mengendalikan diabetes dan penyakit ginjal.

8. Menjaga berat badan

Kandungan serat yang tinggi pada kedelai sebagai alat untuk manajemen (mengatur) berat badan. Ini adalah indeks glisemik rendah (GI) makanan yang mengatur gula darah dan fluktuasi insulin. Sehingga dapat membantu mengontrol rasa lapar. Hal ini akan sangat membantu Anda dalam proses penurunan berat badan.

Sumber : Kompas/Lifemojo

Obat Diabetes dari Labu Parang Temuan Mahasiswa UGM

img
foto: Thinkstock

Yogyakarta, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Rijki, berhasil menemukan kandungan labu parang yang bisa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit Diabetes Mellitus (DM) tipe 2. Penemuannya itu membuat Rijki memperoleh penghargaan Alltech Young Scientist Award.

Labu parang mengandung senyawa saponin dan flavanoid, yang keduanya berkhasiat menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki sel beta pancreas untuk menghasilkan insulin kembali.

“Bahan-bahan ini terkandung dalam labu parang,” uangkap Rijki kepada wartawan seusai acara penyerahan penghargaan di FKH UGM di Yogyakarta, Jumat (8/7/2011).

Berdasarkan hasil penelitiannya ungkap Rijki, kandungan saponin secara signifikan mampu menurunkan glukosa darah. Meski percobaan ini baru dilakukan pada tikus, namun dia melihat hasil yang cukup menggembirakan. “Hasil pengukurannya, semakin tinggi dosis saponin maka akan secara signifikan menurunkan kadar glukosa,” katanya.

Dia mengatakan untuk mengobati penyakit diabetes pada manusia, diperlukan 400-800 gram labu parang yang telah diekstraksi untuk dikonsumsi tiap hari. Namun bila itu terlalu repot, dia menyarankan labu parang bisa dikonsumsi secara langsung dengan cara haluskan dengan diblender. “Saponin larut dalam air, jika dimasak, kadar saponin akan berkurang,” katanya.

Menurut dia, ide awal menggunakan labu parang ini muncul saat dirinya pulang ke rumahnya di Desa Caringin, Sukabumi, Jawa Barat. Dia melihat banyak petani yang budidaya labu parang.

Saat itu, Rijki mencoba menggali informasi tentang khasiat labu ini melalui internet. Setelah itu, dia mencoba melakukan penelitian lebih lanjut dengan menguji di laboratorium. Dia menggunakan tikus sebagai sebagai kelinci percobaan.

“Hasil penelitian awal ini memang signifikan. Hanya saja di desa saya, sudah tidak banyak petani yang menanam labu parang lagi. Semoga dengan temuan ini produksi labu parang semakin bertambah,” katanya.

Karena prestasinya itu, Rijki memperoleh medali dan piagam dari PT. Alltech Biotechnology Indonesia, yang diserahkan langsung oleh diserahkan langsung General Manager Drh, Isra Noor. Turut hadir dalam acara penyerahan penghargaan, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni FKH UGM drh. Setyo Budhi, MP.

GM PT Alltech Biotechnology Indonesia, Isra Noor, mengatakan Rijki merupakan satu-satunya mahasiswa dari jurusan Kedokteran Hewan yang berhasil meraih penghargaan ini. “Tahun ini banyak dari jurusan peternakan dan mahasiswa pascasarjana,” katanya.

(bgs/ir)

sumber: detikHealth

Ingin tahu khasiat Kopi Radix HPA? Klik di sini…