Apakah Saus Cabai yang Anda Konsumsi Bebas Fromalin?

Odilia Winneke – detikFood

saus cabai

Foto: dutaflavors.com

Jakarta – Makan lumpia atau bakwan paling pas dengan cocolan saus cabai. Ada beragam jenis dan merk saus cabai yang dijual. Sebaiknya mulailah kenali dengan cermat saus cabai yang benar-benar aman. Karena kini banyak saus cabai dibubuhi bahan berbahaya.

Info mengenai saus cabai yang memakai bahan berbahaya bukan sekedar isyu tak jelas tetapi sudah lama benar-benar ada. Untuk mengenali secara fisik memang agak sulit karena bentuknya sama-sama kental dan rasanya pedas gurih.

Bahan berbahaya yang biasa dipakai adalah pewarna tekstil, formalin, borax yang ditujukan agar saus menjadi awet dan warnanya menarik. Kekentalannya nyaris sama sehingga agak sulit dikenali. Beberapa hal berikut ini bisa dijadikan pedoman untuk mengenali saus cabai alami dan yang dibubuhi bahan berbahaya.

Saus cabai alami:

  • Dikemas dalam botol atau kemasan plastik yang dibubuhi merk, nama produsen dan tanggal kadaluwarsa serta nomor registrasi BPPOM RI.
  • Dilengkapi dengan info nutrisi atau bahan-bahan pembuatannya.
  • Bahan pembuatnya umumnya cabai segar, rempah, bahan pengental dan pengawet untuk makanan.
  • Harganya relatif mahal.
  • Warna sausnya merah agak oranye dengan tektur agak encer.
  • Aromanya menyengat khas cabai. Jika ditambahkan bawang akan tercium aroma bawang.
  • Jika terkena makanan tidak meninggalkan jejak warna atau tidak luntur.

Saus cabai berbahan berbahaya:

  • Dikemas asal-asalan, dengan botol yang ditempeli label asal-asalan bahkan sudah tidak bersih.
  • Tidak ada info produsen, tanggal kadaluwarsa, registrasi BPPOM RI.
  • Umumnya dibuat dari cabai dan tomat setengah busuk, ditambah kanji dan bahan pengawet bukan makanan.
  • Warnanya lebih oranye dan lebih kental teksturnya karena pemakaian tepung kanji yang banyak.
  • Aromanya menyengat tajam, hampir tak terlacak aroma pedas cabai.
  • Jika terkena makanan, makanan akan jadi oranye merah, misalnya tekena mie atau siomay.
  • Harganya sangat murah dan lebih banyak dijual di pasar tradisional.

Jika ingin membuat saus cabai alami, sebaiknya buatlah saus cabai sendiri. Caranya juga tidak sulit.

Siapkan 200 g cabai merah besar atau keriting, 50 g cabai rawit merah, 4 siung bawang putih dan 1 buah tomat merah. Potong-potong kasar semua bahan lalu tumis hingga layu lalu angkat

Masukkan ke dalam mangkuk blender, tambahkan 1 sdm air jeruk nipis, 1 sdt cabai merah bubuk, 1 sdt garam, 1 sdt gula pasir dan jika suka 1 sdt terasi atau rebon. Proses hingga halus kemudian masak sebentar dalam panci tahan karat hingga mendidih. Angkat dan dinginkan. Saus cabai siap dipakai atau bisa dipindahkan dalam wadah bertutup untuk disimpan dalam lemari es.

(Odi/Odi)

sumber: detikFood

Suplemen kesehatan anakExtragreen HPA jawabnya…

Kenali Ciri-Ciri Cumi yang Dibubuhi Bahan Berbahaya

Odi – detikFood

cumiJakarta – Pemakaian bahan aditif non pangan kian marak. Bukan hanya untuk makanan olaha tetapi juga untuk bahan segar termasuk seafood segar. Salah satunya adalah cumi-cumi segar yang dicurigai direndam bahan berbahaya. Simak ciri-cirinya!

Cumi-cumi segar yang dijual di pasaran merupakan jenis cumi sero yang pipih dan cumi telur yang lebih gendut. Cumi merupakan jenis seafood bertulang lunak yang mudah sekali membusuk jika terlalu lama di suhu ruangan.

Mengingat harga cumi-cumi segar yang lumayan mahal Rp.30.000,00 – Rp. 35.000,00 maka pedagang ikan segar tak mau mengambil resiko untuk rugi. Jalan pintas yang banyak dilakukan adalah menambahkan bahan pengawet berupa formalin, borax dan deterjen. Bahan pengawet yang dipakai tergolong berbahaya karena tidak diperuntukkan untuk dikonsumi manusia.

Pada tanggal 12 Agustus 2010 Pemerintah propinsi DKI Jakarta juga sudah menemukan cumi berformalin saat sidak di Sunter Jakarta Utara. Dalam jangka panjang pemakaian bahan berbahaya bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan. Mulai dari gangguan fungsi ginjal, hati hingga kanker.

Berikut ini ciri-ciri cumi-cumi yang diawetkan dengan bahan berbahaya:
1.Warna kulit luarnya ungu tua dan beberapa bagian kulit robek akibat direndam dan diaduk-aduk berulang.
2.Dagingnya lembek, berair dengan kepala cumi hampir terlepas.
3.Tidak mengeluarkan banyak tinta cumi.
4.Aromanya tidak anyir dan nyaris tak dihinggapi lalat.
5.Umumnya direndam es batu atau air es dalam jumlah banyak sehingga berair.

Sedangkan cumi-cumi segar memiliki ciri-ciri:
1.Warna kulit luar cumi putih bening dan masih lekat di seluruh badan cumi.
2.Dagingnya lumayan kenyal, kepalanya masih menyatu, mata cumi bening.
3.Jika leher cumi ditarik kantung tinta masih utuh dan mengeluarkan tinta cukup banyak.
4.Aromanya segar seperti laut, anyir segar khas ikan.
5.Tidak direndam air tetapi ditaruh dalam wadah dalam keadaan basah dan segar.

Hal yang penting diingat saat membeli cumi-cumi segar, belilah pada tukang ikan langganan sehingga sudah Anda ketahui mutu jualannya. Biasakan untuk mengendus aroma cumi dan seafood sebelum mengolah. Bersihkan segera cumi setelah sampai di rumah dan simpan segera dalam kulkas atau freezer karena ikan laut ini mudah sekali rusak dalam suhu ruangan.

(Odi/Odi)

sumber: detikFood

Kopi 3in1? Itu biasa…  Kopi Radix HPA adalah kopi herbal 7in1….. luar biasa…