Seri TOGA: Cegah Uban dengan Pepaya

author : Agus Surono

Pepaya

Siapa tak kenal dengan pepaya (Carica papayaL)? Tanaman ini tumbuh di dataran rendah sampai dataran ketinggian 1.000 mdpl. Tanaman pepaya menyukai tanah yang kaya bahan organik dan tidak menyukai tempat tergenang. Ciri pohon ini adalah batangnya tidak bercabang pada umumnya. Daunnya terkumpul di ujung batang dan menjari. Buahnya yang sering dikonsumsi sebagai pencuci mulut berbentuk bulat hingga memanjang tergantung jenisnya. Umumnya berwarna hijau saat muda dan kekuningan hingga jingga saat sudah matang.

Selain buah, daun pepaya juga dimanfaatkan untuk disayur atau sebagai pelunak daging karena kandungan enzim papainnya. Sedangkan sebagai tanaman obat, seperti yang ditulis di buku Taman Obat Keluarga pepaya bisa digunakan untuk mengobati beberapa penyakit atau kelainan.

  • Kulit melepuh karena panas
    Toreh atau potong-potonglah kulit buah pepaya. Tampung getahnya dan oleskan ke kulit yang melepuh. Diamkan selama sehari semalam. Bila bagian yang melepuh cukup luas, buah pepaya dapat diparut dan daging buahnya ditempelkan.
  • Malaria dan demam
    Petiklah daun pepaya muda dan tumbuklah hingga menjadi setengah gelas. Tambahkan air ¾ gelas dan sedikit garam. Peras campuran itu dan saring. Cairan ini diminum 3 kali sehari dengan dosis yang sama. Lakukanlah 5 hari berturut-turut.
  • Digigit ular berbisa
    Ambillah 5 jari akar pepaya. Bersihkan dan tumbuk hingga halus. Tempelkan pada bagian yang terkena gigitan dan balutlah. Gantilah 2 kali sehari.
  • Beruban sebelum waktunya
    Ambil 30 biji pepaya dan digongseng, lalu tumbuk hingga halus. Campurkan dengan 1 sendok minyak kelapa. Gosokkan pada kulit kepala yang beruban.
  • Cacing gelang
    Sediakan 2 sendok makan biji pepaya. Giling halus-halus dan seduh dengan ½ cangkir air panas, lalu tambahkan 1 sendok makan madu dan diminum pelan-pelan.
  • Jengkolan (susah kencing karena terlalu banyak makan jengkol)
    Setengah tangkai daun pepaya ditambah 10 lembar daun kacang panjang dan 6 tangkai daun singkong dicuci bersih. Tumbuk bahan tersebut hingga halus. Kemudian ditambah ½ cangkir air masak dan diremas. Tambahkan 1 sendok madu, peras, dan saringlah. Larutan ini diminum 1 – 2 kali sehari.

Sebagai buah konsumsi sendiri pepaya dipercaya bisa mengatasi masalah pencernaan (buang air besar tidak teratur), sakit maag, sariawan, dan merangsang nafsu makan. Cukup dengan mengonsumsi buah segar secara rutin.

sumber: Intisari Online

Kopi 3in1? Itu biasa…  Kopi Radix-HPA adalah kopi 7in1…

Gudeg Ikon Kota Jogya

Gudeg Ikon Kota Jogya
Foto: Marchellinus Hanjaya

Yogyakarta – Masakan yang merupakan ikon Jogja, gudeg dapat ditemukan di seluruh penjuru Jogja. Ada penjual yang khusus buka pagi, ada pula yang khusus buka malam. Pendeknya, setiap saat selalu ada penjual gudeg yang buka.

Gudeg dibuat dari nangka muda (tewel atau gori dalam bahasa Jawa). Pada dasarnya, ada dua jenis gudeg, yaitu: gudeg basah dan gudeg kering. Setelah dimasak dengan arang selama berjam-jam, nangka muda ditumis lagi dengan menambahkan gula jawa, sehingga membuatnya manis. Gudeg biasanya disiram dengan santan kental yang juga manis, untuk membuatnya gurih. Ada pula yang menambahkan blondo (ampas minyak kelapa) yang membuatnya tambah manis dan tambah gurih.

Gudeg basah tidak ditumis lagi. Ada pula gudeg setengah kering yang ditumis sebentar dengan menambahkan daun singkong. Gudeg biasanya didampingi opor ayam, sambal goreng krecek, tahu/tempe bacem, telur pindang, dan krupuk rambak (krupuk kulit).

Selain beberapa pilihan di bawah ini, beberapa gudeg lain yang perlu dicoba antara lain adalah:

Gudeg Bu Tjitro (salah satu yang pertama dalam me-nasional-kan gudeg), kawasan gudeg Wijilan, kawasan gudeg Kranggan, kawasan gudeg Mangkubumen (dekat Tugu), dan lain-lain.

Gudeg Pawon > Jl. Janturan 36-38, 7002080: Gudegnya disajikan langsung di dapur. Itu pun baru buka tengah malam. Para tamu langsung masuk ke dapur untuk memilih makanan yang diingini. Mereka boleh tetap berada di dapur untuk menyantapnya, tetapi boleh juga membawanya untuk disantap di teras depan rumah.

Gudeg Bu Ahmad > Selokan Mataram UGM, 520049: Gagrak gudeg mbarek yang kering dan manis.

Gudeg Yu Djum > Karangasem Mbarek CT III/22, 515968: Menyediakan gudeg Jogja versi kering yang manis dengan berbagai lauk pauk dengan nuansa warna yang sama – yaitu gurih dan manis. Gudeg jenis ini cocok dibawa pulang sebagai oleh-oleh karena dapat bertahan relatif lebih lama dibanding versi gudeg basah.

Gudeg Ceker Beringharjo > Jl. Malioboro (depan Pasar Beringharjo), buka mulai pukul 23.00 hingga subuh: Mirip gudeg ceker Margoyudan (Solo) dalam skala lebih kecil.

Gudeg Permata Yu Narti > Jl. Gajah Mada (depan Bioskop Permata), 553853: Menjajakan gudeg gagrak setengah kering dengan lauk-pauk yang juga bernuansa basah, seperti ayam opor, dan lain-lain. Kebanyakan penjual gudeg versi basah menjajakan dagangannya di malam hari hingga pagi.

Gudeg Bu Yani > Jl. KHA Dahlan 143 (depan Foto Nusa Indah), 0813 28040576 (21.00 – sampai habis): Cocok bagi mereka yang kurang suka manis dan jenis gudeg setengah kering. Sambal pete-nya sungguh tidak boleh dilewatkan.

Gudeg Adem Ayem > Jl. Jenderal Sudirman 60, 521212: Ini adalah cabang dari RM Adem Ayem di Solo, yang dikenal dengan ayam goreng dan gudegnya. Gagrak gudeg yang tidak terlalu manis, dan potongannya besar-besar.

Gudeg Manggar “Halima” > Jl. Tunjung Baru 76, Baciro, 9355758: Ini adalah jenis gudeg yang sangat khas dan semakin langka. Dibuat dari manggar (bunga kelapa), dengan citarasa gurih yang menonjol, dan tekstur yang unik.

Gudeg Manggar BantulJebugan RT 5 (sebelah makam keluarga Bupati), Bantul: Bukan rumah makan, tetapi kita bisa makan di sini, langsung mengambil dari dapur. Bantul adalah tempat asal gudeg manggar. Jadi, di tempat inilah dapat ditemukan gudeg manggar at its best!

Marchellinus Hanjaya

(dev/Odi)

sumber: detikFood

Ngopi sekaligus mendapatkan khasiat Herba? Klik di sini…