Cegah Penyakit Hati Dengan Tahu dan Tempe

Dyah Oktabriawatie Waluyani – detikFood

tahu tempe

Foto: cookinglight.com

Jakarta – Makanan olahan kedelai ini merupakan sumber protein nabati. Selain digoreng tahu dan tempe juga bisa diolah menjadi berbagai jenis lauk. Penelitian terakhir menyebutkan bahan makanan ini sangat baik untuk mencegah timbunan lemak.

Tahu dan tempe adalah salah satu makanan hasil olahan kedelai. Kedelai kaya akan protein, serat, kalsium, vitamin B dan zat besi. Tekstur tahu yang lembut sangat mudah untuk dikunyah. Sedangkan tempe, teksturnya juga empuk namun saat memakannya biji kedelai masih terasa renyah.

Kedelai adalah jenis tanaman subtropis yang beraal dari Asia Tenggara. Kandungan nutrisinya yang tinggi sangat baik untuk kesehatan. Kandungan protein dan asam amino esensialnya mampu membantu menurunkan jumlah lemak di dalam tubuh.

Sebuah penelitian di Amerika telah menemukan bahwa orang yang banyak mengonsumsi protein kedelai, akan mempunyai sedikit lemak. Khususnya lemak yang menumpuk di sekitar hati, yang dapat menyebabkan penyakit hati.

Para ilmuan dari University of Illunois menemukan bahwa protein kedelai atau protein nabati ini mengandung sedikit lemak. Protein juga tetap melekat pada hasil olahan lainnya, seperti yoghurt, susu kedelai, tahu, dan tempe.

Penyakit hati disebabkan oleh banyaknya jumlah lemak trigliserida. Lemak tersebut akan memaksa organ untuk menyimpan lemak dan hati tidak dapat bekerja dengan baik. Hong Chen seorang penulis penelitian menjelaskan, “Ketika lemak terkumpul dalam organ yang bukan seharusnya untuk menyimpan lemak, maka organ tersebut tidak akan berfungsi dengan baik.”

Pengujian penelitian yang menggunakan beberapa responden obesitas, hasilnya ditemukan bahwa mereka yang diberikan diet kedelai mengalami penurunan jumlah lemak trigliserida yang tersimpan pada hati.

Temuan yang hasilnya sangat signifikan ini sangat bermanfaat untuk orang yang mengalami obesitas. Protein kedelai yang dikonsumsi memiliki peran penting untuk menurunkan jumlah lemak.

“Temuan ini sangat berguna untuk orang yang mnederita kegemukan atau obesitas, karena mereka dapat mengurangi kadar lemak di hati dengan mengonsumsi protein nabati yang berasal dari kedelai,” tambah Chen.

(dyh/odi)

sumber: detikFood

Didukung oleh: Kedai Mas ‘nDut – Mie Ayam Ceker

Kopi 3in1? Itu biasa…  Kopi Radix HPA adalah kopi herbal 7in1….. luar biasa…

Kenali Ciri-Ciri Cumi yang Dibubuhi Bahan Berbahaya

Odi – detikFood

cumiJakarta – Pemakaian bahan aditif non pangan kian marak. Bukan hanya untuk makanan olaha tetapi juga untuk bahan segar termasuk seafood segar. Salah satunya adalah cumi-cumi segar yang dicurigai direndam bahan berbahaya. Simak ciri-cirinya!

Cumi-cumi segar yang dijual di pasaran merupakan jenis cumi sero yang pipih dan cumi telur yang lebih gendut. Cumi merupakan jenis seafood bertulang lunak yang mudah sekali membusuk jika terlalu lama di suhu ruangan.

Mengingat harga cumi-cumi segar yang lumayan mahal Rp.30.000,00 – Rp. 35.000,00 maka pedagang ikan segar tak mau mengambil resiko untuk rugi. Jalan pintas yang banyak dilakukan adalah menambahkan bahan pengawet berupa formalin, borax dan deterjen. Bahan pengawet yang dipakai tergolong berbahaya karena tidak diperuntukkan untuk dikonsumi manusia.

Pada tanggal 12 Agustus 2010 Pemerintah propinsi DKI Jakarta juga sudah menemukan cumi berformalin saat sidak di Sunter Jakarta Utara. Dalam jangka panjang pemakaian bahan berbahaya bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan. Mulai dari gangguan fungsi ginjal, hati hingga kanker.

Berikut ini ciri-ciri cumi-cumi yang diawetkan dengan bahan berbahaya:
1.Warna kulit luarnya ungu tua dan beberapa bagian kulit robek akibat direndam dan diaduk-aduk berulang.
2.Dagingnya lembek, berair dengan kepala cumi hampir terlepas.
3.Tidak mengeluarkan banyak tinta cumi.
4.Aromanya tidak anyir dan nyaris tak dihinggapi lalat.
5.Umumnya direndam es batu atau air es dalam jumlah banyak sehingga berair.

Sedangkan cumi-cumi segar memiliki ciri-ciri:
1.Warna kulit luar cumi putih bening dan masih lekat di seluruh badan cumi.
2.Dagingnya lumayan kenyal, kepalanya masih menyatu, mata cumi bening.
3.Jika leher cumi ditarik kantung tinta masih utuh dan mengeluarkan tinta cukup banyak.
4.Aromanya segar seperti laut, anyir segar khas ikan.
5.Tidak direndam air tetapi ditaruh dalam wadah dalam keadaan basah dan segar.

Hal yang penting diingat saat membeli cumi-cumi segar, belilah pada tukang ikan langganan sehingga sudah Anda ketahui mutu jualannya. Biasakan untuk mengendus aroma cumi dan seafood sebelum mengolah. Bersihkan segera cumi setelah sampai di rumah dan simpan segera dalam kulkas atau freezer karena ikan laut ini mudah sekali rusak dalam suhu ruangan.

(Odi/Odi)

sumber: detikFood

Kopi 3in1? Itu biasa…  Kopi Radix HPA adalah kopi herbal 7in1….. luar biasa…