Gudeg Ikon Kota Jogya

Gudeg Ikon Kota Jogya
Foto: Marchellinus Hanjaya

Yogyakarta – Masakan yang merupakan ikon Jogja, gudeg dapat ditemukan di seluruh penjuru Jogja. Ada penjual yang khusus buka pagi, ada pula yang khusus buka malam. Pendeknya, setiap saat selalu ada penjual gudeg yang buka.

Gudeg dibuat dari nangka muda (tewel atau gori dalam bahasa Jawa). Pada dasarnya, ada dua jenis gudeg, yaitu: gudeg basah dan gudeg kering. Setelah dimasak dengan arang selama berjam-jam, nangka muda ditumis lagi dengan menambahkan gula jawa, sehingga membuatnya manis. Gudeg biasanya disiram dengan santan kental yang juga manis, untuk membuatnya gurih. Ada pula yang menambahkan blondo (ampas minyak kelapa) yang membuatnya tambah manis dan tambah gurih.

Gudeg basah tidak ditumis lagi. Ada pula gudeg setengah kering yang ditumis sebentar dengan menambahkan daun singkong. Gudeg biasanya didampingi opor ayam, sambal goreng krecek, tahu/tempe bacem, telur pindang, dan krupuk rambak (krupuk kulit).

Selain beberapa pilihan di bawah ini, beberapa gudeg lain yang perlu dicoba antara lain adalah:

Gudeg Bu Tjitro (salah satu yang pertama dalam me-nasional-kan gudeg), kawasan gudeg Wijilan, kawasan gudeg Kranggan, kawasan gudeg Mangkubumen (dekat Tugu), dan lain-lain.

Gudeg Pawon > Jl. Janturan 36-38, 7002080: Gudegnya disajikan langsung di dapur. Itu pun baru buka tengah malam. Para tamu langsung masuk ke dapur untuk memilih makanan yang diingini. Mereka boleh tetap berada di dapur untuk menyantapnya, tetapi boleh juga membawanya untuk disantap di teras depan rumah.

Gudeg Bu Ahmad > Selokan Mataram UGM, 520049: Gagrak gudeg mbarek yang kering dan manis.

Gudeg Yu Djum > Karangasem Mbarek CT III/22, 515968: Menyediakan gudeg Jogja versi kering yang manis dengan berbagai lauk pauk dengan nuansa warna yang sama – yaitu gurih dan manis. Gudeg jenis ini cocok dibawa pulang sebagai oleh-oleh karena dapat bertahan relatif lebih lama dibanding versi gudeg basah.

Gudeg Ceker Beringharjo > Jl. Malioboro (depan Pasar Beringharjo), buka mulai pukul 23.00 hingga subuh: Mirip gudeg ceker Margoyudan (Solo) dalam skala lebih kecil.

Gudeg Permata Yu Narti > Jl. Gajah Mada (depan Bioskop Permata), 553853: Menjajakan gudeg gagrak setengah kering dengan lauk-pauk yang juga bernuansa basah, seperti ayam opor, dan lain-lain. Kebanyakan penjual gudeg versi basah menjajakan dagangannya di malam hari hingga pagi.

Gudeg Bu Yani > Jl. KHA Dahlan 143 (depan Foto Nusa Indah), 0813 28040576 (21.00 – sampai habis): Cocok bagi mereka yang kurang suka manis dan jenis gudeg setengah kering. Sambal pete-nya sungguh tidak boleh dilewatkan.

Gudeg Adem Ayem > Jl. Jenderal Sudirman 60, 521212: Ini adalah cabang dari RM Adem Ayem di Solo, yang dikenal dengan ayam goreng dan gudegnya. Gagrak gudeg yang tidak terlalu manis, dan potongannya besar-besar.

Gudeg Manggar “Halima” > Jl. Tunjung Baru 76, Baciro, 9355758: Ini adalah jenis gudeg yang sangat khas dan semakin langka. Dibuat dari manggar (bunga kelapa), dengan citarasa gurih yang menonjol, dan tekstur yang unik.

Gudeg Manggar BantulJebugan RT 5 (sebelah makam keluarga Bupati), Bantul: Bukan rumah makan, tetapi kita bisa makan di sini, langsung mengambil dari dapur. Bantul adalah tempat asal gudeg manggar. Jadi, di tempat inilah dapat ditemukan gudeg manggar at its best!

Marchellinus Hanjaya

(dev/Odi)

sumber: detikFood

Ngopi sekaligus mendapatkan khasiat Herba? Klik di sini…

Jajanan di Yogya

Jajanan di Yogya

Bondan Winarno
Foto: Marchellinus HanjayaYogyakarta – Seperti di kota-kota Nusantara umumnya, Jogja juga sangat kaya dengan berbagai jajanan dan kue basah tradisional. Di Pasar Beringharjo, dan di pasar-pasar tradisional lainnya, masih banyak dapat dijumpai penjual jajanan pasar dengan jenisnya yang sangat beragam.

Jadah Mbah Carik > Jl. Astomulyo, Simpang Lima Wara Kaliurang, 0274 897955: Jadah yang legit dan pulen yang disantap dengan lauk tahu dan tempe bacem. Biasanya, disantap dengan menjepit tempe atau tahu di antara dua lembar jadah sehingga mirip sandwich. Karena itu almarhum Umar Kayam, budayawan besar kita, suka menyebutnya sebagai “sandwich van Kaliurang”. Jadah bakarnya disantap dengan serundeng gurih. Juga tersedia wajik yang sangat enak, dan berbagai hidangan lain.

Bubur Jenang Mbak Mila > Pasar Lempuyangan, Jl. Hayamwuruk: Di dalam pasar ini dapat ditemukan “Mbak Mila”, penjual berbagai jenis bubur jenang berkualitas. Di masa hidupnya, Ibu Tien Soeharto sering membeli bubur jenang dari “Mbak Mila”. Agak mahal, tetapi kualitasnya memang tinggi.

(dev/Odi)

sumber: detikFood

Menikmati kopi sambil merasakan khasiat Herba? Klik di sini…