Zat Aditif yang Harus Dihindari

author : K. Tatik Wardayati

monosodium glutamate

MSG sering digunakan sebagai penambah rasa dalam makanan.

Intisari-Online.com – Tanpa disadari, asupan makanan yang masuk ke tubuh kita sering mengandung zat aditif. Zat-zat ini kadang-kadang disengaja ditambahkan untuk meningkatkan makanan atau minuman agar lebih awet. Adau dua jenis aditif yang umum digunakan, yang alami dan aditif buatan.

Kelebihan menggunakan aditif sintetis dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Setidaknya ada lima aditif yang harus dihindari, seperti dilaporkan oleh Todaysparent.

  • Pewarna buatan. Kebanyakan orang tertarik pada makanan yang memiliki berbagai warna. Tentu saja ada pewarna alami yang berasal dari kunyit, wortel, atau daun pandan, namun pewarna buatan lebih sering dipilih untuk menggantikan pewarna alami. Pewarna buatan sering ditemukan dalam minuman ringan, permen, dan es krim. Sebuah penelitian pada tahun 2007 yang kemudian diterbitkan dalam jurna kedokteran The Lancet, menemukan hubungan antara pewarna buatan dan tingkat hiperaktivitas pada anak.
  • Sodium Benzoat. Jenis bahan pengawet yang ditemukan pada sejumlah minuman ringan atau acar. Pengawet sering dipilih karena makanan atau minuman dapat bertahan lama, pastinya ini dapat menguntungkan produsen. Tapi apakah kita juga tahu bahwa zat ini bisa menyebabkan hiperaktif pada anak-anak? Penggunaan yang berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan.
  • Pemanis buatan. Aspartam dan sakarin adalah jenis pemanis buatan. Banyak ditemukan dalam soda diet, permen bebas gula atau makanan ringan anak-anak. Pemanis buatan dapat mengurangi risiko diabetes, namun siklamat merupakan zat karsinogenik.
  • Nitrit. Nitrit ditemukan dalam daging olahan. Sebuah tinjauan di tahun 2007 menyatakan bahwa nitrit terkait erat dengan kanker. Tersirat produk daging olahan dapat meningkatkan risiko kanker usus besar dan harus dihindari.
  • MSG (Monosodium Glutamate). MSG sering digunakan sebagai penambah rasa dalam makanan. Beberapa restoran Asia sering menambahkan MSG dalam masakan mereka. MSG juga bisa menyebabkan sakit kepala, mual, dan kesulitan bernapas.

sumber: Intisari Online

Kopi 3in1? Itu biasa…  Kopi Radix-HPA adalah kopi herbal 7in1….. luar biasa…

Curigai Makanan yang Tidak Basi-basi

Merry Wahyuningsih – detikHealth

jajananJakarta, Seorang ibu rumah tangga membeli jajanan tradisional untuk camilan keluarganya. Karena membeli dalam jumlah banyak makanan itu tidak habis dalam sehari.

Setelah hari ketiga, jajanan itu ternyata tidak juga basi padahal tidak dimasukkan dalam kulkas. Ia pun mulai berpikir kenapa kue-kue basah itu bisa awet hingga berhari-hari?

Ir Chandra Irawan, MSi, pakar kimia pangan dan gizi dari Akademi Kimia Analis Bogor, dalam artikel detikHealth menjelaskan bahwa di Indonesia pada umumnya setiap makanan dapat dengan leluasa beredar dan dijual tanpa harus terlebih dahulu melalui kontrol kualitas dan kontrol keselamatan.

Diduga lebih dari 70 persen makanan tradisonal yang dijual dalam proses produksinya jauh dari persyaratan kesehatan dan keselamatan karena pemakaian bahan pengawet yang tinggi misalnya.

Untuk makanan tradisional misalnya, Ir Chandra menjelaskan banyak produsen ‘nakal’ yang sering menambahkan zat aditif atau pengawet tertentu yang berbahaya agar membuat makanan yang dijualnya tampak menarik, tahan lama dan tidak gampang basi.

Ir Chandra menyebutkan beberapa pengawet berbahaya yang sering digunakan untuk makanan tradisional dan jajan anak sekolah antara lain Formalin (pengawet non makanan dan disinfektan), Boraks (pengawet non makanan dan pestisida), Natamysin, Kalium Asetat dan Butil Hidroksi Anisol (BHA).

Bagaimana mengenali makanan yang pakai banyak pengawet?

Berikut beberapa contoh makanan yang sering ditambahkan zat pengawet berbahaya:

1. Jajanan tradisional
Teksturnya sangat kenyal, berasa tajam seperti sangat gurih, membuat lidah bergetar dan memberi rasa getir. Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar.

2. Roti
Masa kadaluarsa roti menjadi sangat lama dari biasanya. Tampilan roti sangat putih dan teksturnya tidak lembut dan kenyal, tetapi menjadi agak keras sehingga bisa tahan lama.

3. Mie basah
Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket dan tidak mudah putus. Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius). Tidak lengket dan lebih mengkilap dibandingkan mie biasa.

4. Bakso
Teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan. Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar dan teksturnya sangat kenyal.

5. Tahu
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar dan bisa bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es. Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat.

6. Kerupuk
Teksturnya renyah dan menimbulkan rasa getir.

7. Ikan
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar. Warna insang merah tua tidak cemerlang bukan merah segar dan warna daging putih bersih.

8. Ikan asin
Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar. Bersih cerah dan tidak berbau seperti ikan asin. Tidak dihinggapi lalat pada area yang banyak berlalat.

9. Ayam
Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar 25 celsius dan tekstur kencang.

Lalu apa bahayanya?

“Pengawet itu kan fungsinya untuk membunuh mikroorganisme. Tapi kalau pengawetnya dimasukkan secara berlebihan, maka akan susah disintesis atau degradasi oleh tubuh, akhirnya terendapkan. Nah, lama-lama ini bisa memicu kanker dan sebagainya karena kan sifatnya karsinogen,” jelas Ir Chandra.

Berikut dampak dari penggunaan zat pengawet berbahaya:

1. Formalin
Dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa dan sistem saraf pusat.

2. Boraks
Dapat menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal.

3. Natamysin
Dapat menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan pada kulit.

4. Kalium Asetat
Dapat menyebabkan rusaknya fungsi ginjal.

5. Butil Hidroksi Anisol (BHA)
Dapat menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker.

(mer/ir)

sumber: detikHealth

Suplemen kesehatan anakExtragreen HPA jawabnya…