Tak Bergizi Tapi Digemari Orang Indonesia

AN Uyung Pramudiarja – detikHealth

makanan tak bergizi yang digemariJakarta – Orang mengkonsumsi makanan tidak hanya karena harus bergizi tapi juga karena rasanya. Nah, di Indonesia ada beberapa makanan yang dikonsumsi hanya untuk dinikmati rasanya walaupun gizinya tidak ada.

Meski tidak terlalu banyak gizinya, beberapa jenis makanan berikut ini sangat digemari orang Indonesia, seperti dirangkum detikHealth.

1. Kecap
Karena dibuat dari bahan kedelai, kecap punya komposisi gizi yang juga ada di dalam kedelai. Penelitian dari National Institute of Health and Nutrition menunjukkan, kecap bisa menyeimbangkan hormon esterogen sehingga perempuan tetap sehat setelah menopause.

Meski begitu, kecap belum pernah dijadikan menu standar untuk mengatasi berbagai gejala menopause. Fungsinya hingga kini masih sebatas pembangkit citarasa.

2. Saus
Tomat kaya likopen, yang merupakan antioksidan kuat yang dapat melindungi terhadap beberapa kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, pria yang makan saus tomat secara teratur lebih kecil kemungkinannya untuk terkena kanker prostat.

Sama seperti kecap, saus tomat juga hanya berfungsi untuk membangkitkan cita rasa dan belum pernah dijadikan menu standar untuk pencegahan kanker prostat.

3. Sambal
Dr Ari Fahrial Syam, konsultan lambung dan pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo pernah mengatakan bahwa cabai dalam sambal baik untuk pencernaan. Bagi yang mengalami sembelit, cabai dapat meningkatkan gerak peristaltik usus sehinga memperlancar proses buang air besar.

Pada kenyataannya, sambal tetap hanya menjadi pelengkap sementara kandungan gizinya masih bisa digantikan oleh sumber makanan yang lain.

4. Kerupuk
Memberikan camilan kerupuk khususnya pada anak dinilai kurang tepat oleh ahli gizi. Kerupuk dianggap tidak memiliki gizi yang cukup untuk pertumbuhan anak yang sedang butuh-butuhnya makanan bergizi tinggi.

“Sebenarnya nilai gizi dari kerupuk itu tidak terlalu bagus,” ujar dr Fiastuti Witjaksono, MSc, SpGK, Spesialis Gizi Klinik RS Cipto Mangunkusumo.

5. Ikan Asin
Dibandingkan pada ikan segar, kandungan gizi dalam ikan asin tentunya sudah berkurang selama proses pengolahan. Malahan, garam yang dipakai untuk mengasinkan dapat menaikkan tekanan darah dan juga meningkatkan risiko kanker.

“Ikan asin yang dimakan dengan nasi panas kelihatannya memang enak, tapi itu bisa menyebabkan kanker nasofaring (tenggorokan),” jelas DR Dr Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

disadur dari: detikHealth

Didukung oleh: Kedai Mas ‘nDut – Mie Ayam Ceker

Kopi 3in1? Itu biasa…  Kopi Radix HPA adalah kopi herbal 7in1….. luar biasa…

 

Cegah Penyakit Hati Dengan Tahu dan Tempe

Dyah Oktabriawatie Waluyani – detikFood

tahu tempe

Foto: cookinglight.com

Jakarta – Makanan olahan kedelai ini merupakan sumber protein nabati. Selain digoreng tahu dan tempe juga bisa diolah menjadi berbagai jenis lauk. Penelitian terakhir menyebutkan bahan makanan ini sangat baik untuk mencegah timbunan lemak.

Tahu dan tempe adalah salah satu makanan hasil olahan kedelai. Kedelai kaya akan protein, serat, kalsium, vitamin B dan zat besi. Tekstur tahu yang lembut sangat mudah untuk dikunyah. Sedangkan tempe, teksturnya juga empuk namun saat memakannya biji kedelai masih terasa renyah.

Kedelai adalah jenis tanaman subtropis yang beraal dari Asia Tenggara. Kandungan nutrisinya yang tinggi sangat baik untuk kesehatan. Kandungan protein dan asam amino esensialnya mampu membantu menurunkan jumlah lemak di dalam tubuh.

Sebuah penelitian di Amerika telah menemukan bahwa orang yang banyak mengonsumsi protein kedelai, akan mempunyai sedikit lemak. Khususnya lemak yang menumpuk di sekitar hati, yang dapat menyebabkan penyakit hati.

Para ilmuan dari University of Illunois menemukan bahwa protein kedelai atau protein nabati ini mengandung sedikit lemak. Protein juga tetap melekat pada hasil olahan lainnya, seperti yoghurt, susu kedelai, tahu, dan tempe.

Penyakit hati disebabkan oleh banyaknya jumlah lemak trigliserida. Lemak tersebut akan memaksa organ untuk menyimpan lemak dan hati tidak dapat bekerja dengan baik. Hong Chen seorang penulis penelitian menjelaskan, “Ketika lemak terkumpul dalam organ yang bukan seharusnya untuk menyimpan lemak, maka organ tersebut tidak akan berfungsi dengan baik.”

Pengujian penelitian yang menggunakan beberapa responden obesitas, hasilnya ditemukan bahwa mereka yang diberikan diet kedelai mengalami penurunan jumlah lemak trigliserida yang tersimpan pada hati.

Temuan yang hasilnya sangat signifikan ini sangat bermanfaat untuk orang yang mengalami obesitas. Protein kedelai yang dikonsumsi memiliki peran penting untuk menurunkan jumlah lemak.

“Temuan ini sangat berguna untuk orang yang mnederita kegemukan atau obesitas, karena mereka dapat mengurangi kadar lemak di hati dengan mengonsumsi protein nabati yang berasal dari kedelai,” tambah Chen.

(dyh/odi)

sumber: detikFood

Didukung oleh: Kedai Mas ‘nDut – Mie Ayam Ceker

Kopi 3in1? Itu biasa…  Kopi Radix HPA adalah kopi herbal 7in1….. luar biasa…