Food Coma, Penyebab Rasa Lemas Setelah Makan

author: Vera Farah Bararah – detikHealth

food commaJakarta, Setelah makan siang kadang orang secara tiba-tiba menjadi lemas, kondisi ini kemungkinan ia mengalami food coma. Sebenarnya apa yang menyebabkan seseorang mengalami food coma?

Dalam bahasa medis food coma biasa disebut dengan postprandial somnolence atau postprandial drowsiness, yaitu kondisi yang membuat seseorang merasa kantuk dan lemas setelah makan.

Berdasarkan artikel “The Price of Pigging Out: Can You Stop a Food Coma?” karangan Allison Ford, gejala yang muncul dari food coma ini adalah adanya rasa kantuk, kelesuan dan kurangnya motivasi untuk melakukan sesuatu setelah makan, sehingga seperti orang koma.

Ford memperkirakan kondisi ini dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatik. Ketika seseorang sedang lapar maka sistem saraf simpatik menjadi aktif dan waspada untuk mencari makanan, makanan ini akan menenangkan sistem simpatik dan secara bersamaan mengaktifkan sistem parasimpatik. Semakin banyak makanan yang dikonsumsi maka ia semakin aktif.

Sistem parasimpatik berkontribusi dalam hal respons istirahat dan mencerna, semakin banyak makanan yang dikonsumsi maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk mencerna sehingga energi untuk hal lain akan berkurang yang membuat tubuh menjadi lemas atau lesu, seperti dikutip dari Suite101.com, Jumat (30/9/2011).

Para ahli menuturkan salah satu penyebab terjadinya food coma adalah jika ia banyak mengonsumsi gula dan juga tinggi karbohidrat, semakin banyak makanan tersebut dikonsumsi akan menimbulkan banyak masalah.

Kemungkinan lainnya adalah setelah mengonsumsi tinggi karbohidrat, maka kadar insulin akan naik yang menyebabkan asam amino dari protein makanan dibawa ke dalam sel.

Salah satu asam amino yang tidak diambil oleh sel adalah triptofan, sehingga membuatnya lebih mudah diangkut ke otak. Ketika masuk ke otak maka akan diubah menjadi melatonin dan zat kimia lain yang menyebabkan kantuk serta lemas.

Untuk mencegah terjadinya food coma, usahakan tidak mengonsumsi satu porsi besar makanan sekaligus tapi dipecah menjadi beberapa porsi kecil dengan interval yang lebih sering sehingga energi yang diperlukan untuk mencerna tidak terlalu besar.

Serta tetaplah aktif dengan tidak terlalu lama tenggelam dalam sofa, mengonsumsi banyak air untuk memfasilitasi pencernaan dan membuat tubuh tetap segar.

Kopi 3in1? Itu biasa…  Kopi Radix-HPA adalah kopi & herbal 7in1….. luar biasa…

Menyiapkan Bekal Sekolah yang Sehat

Menyiapkan Bekal Sekolah yang Sehat

 

Jakarta – Anak-anak sudah kembali ke sekolah. Bekal sekolah harus kembali dibuat tiap pagi. Agar bekal selalu menarik selera anak ada beberapa trik sederhana yang bisa Anda lakukan. Mulai dari pemilihan menu, bahan hingga cara mengemasnya. Ternyata gampang lho!

Bekal makan siang merupakan menu makan anak di sekolah yang menjadi sumber energi saat belajar. Bekal ini bukan hanya lebih sehat tetapi juga lebih bersih dan terkontrol nutrisinya. Beberapa hal berikut ini bisa Anda lakukan untuk menyiapkan bekal sekolah yang sehat buat anak-anak.

Menu:
Buatlah variasi menu. Jika si kecil sudah cukup umur, ajak dia menentukan pilihan makanan yang akan dibawanya ke sekolah. Bekal tak terbatas pada roti dan nasi saja. Buatlah variasi seperti mi, pasta, atau kentang. Jenis bekal yang berbeda tiap hari akan membuat anak selalu mendapat kejutan saat makan. Menu sebaiknya dibuat per minggu supaya persiapan dan pembuatannya bisa diatur.

Nutrisi:
Selain sumber karbohidrat seperti nasi, kentang, pasta dan mi, jangan lupa memasukkan sumber protein. Misalnya, ayam, daging, telur, ikan atau seafood, tahu dan tempe. Bahan lain yang tak boleh dilupakan adalah sayuran. Sayuran bisa dicampurkan dalam olahan masakan supaya anak-anak mudah memakannya. Hindari memakai bahan-bahan serba instan karena umumnya mengandung bahan tambahan dan pengawet.

Cita Rasa:
Bekal yang tak disentuh anak umumnya karena rasanya kurang enak. Karena itu cicipilah dulu sebelum dikemas. Buat aneka variasi rasa sehingga anak bisa belajar mengenal aneka jenis makanan sejak dini. Makanan tradisional juga bisa dicobakan untuk mereka.

Tampilan:
Meskipun dikemas dalam wadah, bekal harus tampil memikat. Padukan beragam warna sayuran atau beri sentuhan warna makanan yang menarik. Demikian juga dengan bentuknya. Gunakan cetakan binatang atau bunga atau karakter film kartun untuk membentuk roti, nasi dan bahan makanan lain. Tampilan makanan merupakan hal pertama yang dilihat anak sebelum makan.

Jumlah:
Sesuaikan jumlah makanan bekal dengan porsi yang dimakan anak sehingga tidak ada makanan yang tersisa atau terbuang. Demikian juga dengan jumlah jam istirahat. Jika ada dua kali jeda, sebaiknya, siapkan makanan dalam 2 kali makan. Bisa berupakan makanan lengkap saat makan siang dan aneka jajanan untuk camilan pada saat jeda singkat.

(eka/Odi)

sumber: detikFood

Suplemen kesehatan anakExtragreen jawabnya…